Malam itu;
Dinding itu diketuk
anyaman kulit bambu yang mulai lapuk
siapa nyana, itulah istimewanya
dari alam jualah ia mendapatkan
lantas kenapa kita selalu berserah
Pelan-pelan pintu dari anyaman itu dibuka
berderit-derit di malam sepi
tanpa lolongan anjing
hilir mudik kelelawar terdengar
jernih
Lelaki tua beruban itu masuk
di balik lampu teplok yang dijinjingnya
kokoh badannya masih tersisa
baju diikat di kepala
celana basah seluruhnya
Ada hujab besar tadi, ketika petir menyambar-nyambar
;gumamnya
Petak-petak telah selesai digarap
dengan pematang-pematang kokoh
yang berderet-deret
zamrud hijau tanah khatulistiwa
indah nian dikenang
[ Terbatuk-batuk mengucap syukur
disedotnya dalam-dalam lintingan daun enau ]
Beginilah setiap musim
berderai-derai di musim hujan
meranggas, berguguran
di musim kemarau
Kemarin petang;
Kudapati kabar Pak Kusno berpulang
selamat jalan petani sejati
petir kilat halilintar sahabatmu menanti
sawah gunung kekasihmu menunggu
Sepotong doa;
Semoga anak cucu tak digadai dengan emas perak permata
dari tuan-tuan berambut api agar sahabat dan kekasihmu
tak dikangkangi dan dikencingi
YKG, 23 / 08 / 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar